unnur@unnur.ac.id (022) 6034484

Mahasiswa Fakultas Teknik Unnur Sebagai Relawan dalam Mendukung Produksi Ventilator Indonesia

Pandemi koronavirus di Indonesia merupakan bagian dari pandemi penyakit koronavirus 2019 (COVID-19) yang sedang berlangsung di seluruh dunia. Ventilator memiliki peran yang vital dalam penanganan pasien Covid-19.

Apa sebenarnya ventilator?

Ventilator adalah mesin yang berfungsi untuk menunjang atau membantu pernapasan seseorang. Melalui alat ini, pasien yang sulit bernapas sendiri akan dibantu untuk mendapatkan udara dan bernapas seperti orang normal.

Mengutip Alodokter, mesin ventilator akan mengatur proses menghirup dan menghembuskan napas pada pasien. Ventilator akan memompa udara selama beberapa detik untuk menyalurkan oksigen ke paru-paru pasien, lalu berhenti memompa agar udara keluar dengan sendirinya dari paru-paru.

“Alasan mengapa saat ini adalah saat krisis adalah karena tanpa ventilator, pasien (Covid-19) akan meninggal”, kata Prof. David Story, deputi direktur Pusat Perawatan Terpadu Universitas Melbourne, seperti dikutip dari The Guardian.

Hal senada diungkapkan oleh Sarath Ranganathan, profesor sekaligus anggota dewan Lung Foundation Australia.

“Pengalaman di Italia dan Spanyol, dan pemodelan yang digunakan oleh ahli matematika di seluruh dunia, menunjukkan jumlah orang yang akan menjadi sakit kritis dengan Covid-19 akan sangat melebihi kapasitas perawatan yang menggunakan bantuan pernapasan. Tanpa akses ke ventilator, banyak pasien yang bisa selamat dari infeksi akan meninggal,” ujarnya.

Keperluan penggunaan ventilator

Sebelum memutuskan penggunaan ventilator, dokter akan melihat apakah pasien memiliki kesulitan atau kegagalan dalam bernapas, seperti naiknya ritme napas, pasien kemudian akan terlihat tertekan, dan CO2 dalam darah naik. Menurut Story, kecepatan pernapasan normal adalah sekitar 15 napas per menit, dan jika kecepatannya menjadi sekitar 28 kali semenit, ini adalah sinyal bahwa ventilator mungkin diperlukan.

“Pasien dapat bertahan untuk jangka waktu singkat menggunakan bentuk ventilator manual seperti menggunakan sistem kantong dan masker dengan oksigen, tetapi biasanya pemasangan ventilator harus dilakukan dalam 30 menit jika kondisi pasien kritis”, kata Ranganathan.

Story mengatakan bahwa pada pasien Covid-19 yang parah, suatu kondisi yang disebut sindrom gangguan pernapasan akut (acute respiratory distress syndrome atau Ards) yang mengancam jiwa bisa muncul, yang membutuhkan ventilator untuk memberikan volume oksigen dan udara yang lebih kecil, tetapi pada tingkat yang lebih tinggi. Menurutnya, Ini bisa berarti pasien perlu menggunakan ventilator selama beberapa minggu.

Pemasangan ventilator

Ventilator dalam upaya penanganan pasien Covid-19 sangat penting, karena Covid-19 adalah penyakit yang menyerang paru-paru yang merupakan organ pernapasan terpenting.

Sebelum seorang pasien ditempatkan pada ventilator, staf medis – seringkali ahli anestesi – akan melakukan prosedur yang disebut intubasi. Setelah pasien dibius dan diberikan pelemas otot, sebuah selang ditempatkan melalui mulut dan mengarah ke tenggorokan. Dalam penanganan pasien Covid-19, staf medis perlu mengambil tindakan pencegahan ekstrim untuk memastikan mereka tidak terinfeksi virus, seperti mengenakan coverall atau setelan hazmat. Tabung pernapasan kemudian dilekatkan ke ventilator dan staf medis dapat menyesuaikan kecepatan yang mendorong udara dan oksigen ke paru-paru, dan menyesuaikan kadar oksigen.

Dilema Para Dokter

Salah satu cara yang paling jelas untuk menghindari kekurangan ventilator adalah dengan mengurangi jumlah orang yang terkena penyakit. Setiap anggota masyarakat diharuskan mengikuti semua saran kesehatan, termasuk aturan menjaga jarak dan kebersihan. Jika tidak, ketika banyak orang terinfeksi Covid-19 dan mengalami kondisi kritis, rumah sakit akan sangat terbebani karena alat medis dan tenaga medis yang sangat terbatas.

Kementerian Kesehatan telah menguji ventilator yang pembuatannya di Masjid Salman ITB dinyatakan siap untuk diproduksi massal.

Ventilator yang diberi nama Ventilator Indonesia atau Vent-I tersebut siap untuk siap untuk diproduksi. Untuk tahap awal, produksi yang dilakukan masih skala kecil atau manual.

Sebanyak 14 orang siswa dan siswi Universitas Nurtanio bandung dari Fakultas Teknik, turut membantu membantu memproduksi ventilator Covid-19 untuk donasi rumah sakit, karya Dosen dosen ITB dan UNPAD, yang fasilitasi Rumah Amal Salman ITB di bawah Yayasan Pembina Masjid Salman ITB.

Keterlibatan mahasiswa ini dari berbagai prodi di Fakultas Teknik, diantaranya Program Studi Teknik Elektro, Teknik Penerbangan, Avionic, Listrik Pesawat, Motor Pesawat turut berkontribusi dalam proses produksi dan Quality Control dan di bawah pengawasan KA UPT Inkubator Bisnis Universitas Nurtanio Bandung, Devi Aditiawarman, S.T. yang juga sebagai team Riset and Development mesin Ventilator untuk pasen Covid-19.

Sesuai Arahan Rektor Univesitas Nurtanio Bandung, Dr. Tatan Kustana, M.Bus., M.A. diharapkan kegiatan ini bisa menjadi motivasi dan ide penelitian berkelanjutan bagi Dosen Unnur.

Kepedulian mahasiswa terhadap kondisi covid ini, mendorong untuk memberikan ilmu dan tenaganya dalam membantu proses produksi ventilator Indonesia.  Semoga amal baik kita dibalas oleh Tuhan Yang Maha Kaya dengan pahala yng berlipat.